Pentingnya Mengenal Jati Diri
(by: R. Andy)
Sang
mentari mulai membenamkan dirinya, langit mulai berubah warna. Aku terbangun
dari tidurku yang nyenyak. Aku perhatikan ke sekeliling tempat tidurku, sepi
dan gelap. Lentera yang biasa menerangi kamarku kini telah redup, hingga
akhirnya mati. Aku bangkit dan menyalakan lilin, ku terdiam sejenak
memperhatikan lilin yang makin terang. Namun, semakin terang semakin pula lilin
itu habis terbakar.
Aku
membuka pintu kamar, cahaya dari lentera luar menembus kegelapan di dalam
kamarku. Ku berjalan menuju kran di depan rumah, air mengucur dengan keras
membasahi wajahku yang setengah redup. Kesegaran dari dinginnya air senja itu
membuat kulitku merinding. Angin pun bertiup kencang, seakan-akan mengikrarkan
kesepian di tengah-tengah kesendirian.
Selangkah
demi selangkah ku langkahkan kaki menuju rumah tuhan, untuk menunaikan
kewajiban. Hanya dengan suara-suara tartil ayat suci al-qur’an aku mencoba
menenangkan hati. Meleburkan setiap masalah yang mengintai di keseharianku. Aku
tersadar akan pentingnya sebuah perubahan. Perubahan kecil yang akan membawa
pada perubahan besar. Yaa, dari diriku terlebih dahulu. Aku mulai mencoba
mengenali jati diriku, namun entah apa yang terjadi, aku tak dapat
menemukannya.
Haruskah
aku belajar dari lilin yang selalu membakar dirinya hanya untuk menerangi yang
ada di sekitarknya? Atau dari lentera yang kini cahayanya mulai redup dimakan
usia? Aku kembali tertantang oleh fikiranku sendiri. Aku kembali dihadapkan
pada permasalahan yang muncul dari dalam diriku sendiri. Perlukah ku cari atau
ku abaikan? Langit tak mampu menjawab permasalahan dalam diriku, dan bumi pun
enggan untuk mendengarnya.
Lantas,
apakah aku harus diam saja meratapi permasalahan jati diriku? Bagaimana pun
caranya aku harus menemukan jati diriku yang sebenaranya. Aku mulai belajar
dari fenomena-fenomena yang terjadi setiap hari, dari siang dan malam yang
selalu bergantian. Matahari, pelajaran apa yang bisa aku dapatkan dari matahari
terkait dengan permasalahanku? Langit, bagaimana aku menghubungkannya dengan
diriku? Awan, apakah aku pantas menyamakan diriku dengan awan? Bulan, bintang,
bumi, dan semua yang terlibat dalam kehidupan sehari-harinya. Mampukah aku
mempelajari dengan detail diriku dari hal-hal itu? lagi-lagi aku hanya mampu
bertanya pada diriku sendiri, iya... pada diriku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar