-(PUISI KERINDUAN)-
KERINDUANKU
Bagaikan
berlayar dengan kapal tanpa dayung
Mengarungi
luasnya samudera
Menuju
suatu muara kasih saying
Menggenggam
kerinduan yang sangat mendalam
Akan
hadirmu wahai dua peri, dua malaikat, dua penjaga,
Hanya
engkau ayah dan bunda...
Ayah... bunda...
Dalam
kerinduan
Aku
mencoba memainkan pena diatas selembar kertas putih polos
Aku
rangkai bait demi bait kata
Aku
ungkapkan kerinduanku padamu ayah dan bunda...
Ayah... bunda...
Disini aku, anakmu,
Merangkul
do’a dalam setiap nafas
Mengemban
amanah dalam setiap langkah,
Namun...
Kenapa
yang aku punya hanya kerinduan yang terungkap dalam selembar kertas
Padamu
ayah dan bunda...
Dengan
senyuman kalian buang semua rasa penat, lelah, letih dalam setiap usaha, Hanya
demi aku, anakmu...
Aku
selalu merindukan kalian, ayah dan bunda...
“KERINDUAN KEPADA ALLAH”
Dalam takdir-Mu aku bertahan,
Walau diantara keajaiban yang engkau
tampakkan
Perlahan membuat keraguan,,
Ketika waktu telah tiba,
Dalam diam aku terus menunggu
Hingga para malaikat tak mampu mengepakkan
sayap-sayap mereka untuk redakan rindu…
Cukup disini,,,,,,
Aku masih menunggu setitik kepastian engkau
genggamkan untuk hidupku……
Kobaran rindu makin tertahan kuat di dalam
jiwa,
Makin menggumpal dalam hati,
Bagaikan karang yang takkan goyah diterjang
badai di samudera keras…
Yang fana’ adalah waktu,
Takdir hidup dalam jerat kefana’an,,
Namun, aku masih tetap menunggu saat-saat
kepulanganku,
Dengan keikhlasan,
Dan senyum dalam menyambut ajal dalam
keridha’an-Mu…
“PESAN SANG MUSYRIF”
Kerinduan
Yang Datang,,,
Rindu
Akan Dekapan Cinta dan Kasih Sayang yang Tulus,
Tidak
Akan Mudah untuk Dilewati, Setidaknya untuk beberapa hari ini,
Penuh
Kesan Terindah
Yang tak
Hentinya Menyapa,,
Kenangan
saat Berada ditengah Kedua Peri Penjaga
“Ayah dan
Bunda”
Begitulah
Kita Sering Menyebutnya…
Teringat
akan Letih yang setiap Hari Mereka Rasa,
Payah
yang tidak sedikitpun Berharap Balas dari Kita..
Terikrarkan
Niat, Terikat Janji dengan penuh Harapan,
Terlafadzkan
Do’a untuk Mereka…
Kini,,,,,,,,
Kerinduan
akan Dekapan Hangat Cinta dan Kasih Sayang yang Tulus
Dari……………………
“Ayah dan
Bunda”
Rindu
akan Senyumanmu……
“PUISI UNTUK BUNDA”
Bunda……
Dijendela pagi ku
sandarkan tubuh ini,
Merajut kerinduan dalam ku berbaring,
Meneteskan butiran air mata dalam kesunyian..
Bunda……
Telah jauh jarak tubuh dan pandangan kita,
Membentang lautan luas dan jalanan yang
begitu panjang,
Mengaburkan tatapan matamu..
Bunda……
Keindahan dunia tak mampu meredakan rinduku,
Cinta dunia tak sebesar cintamu,
Dan pilihan terbaik
adalah berada disisimu…
Bunda……
Demi anakmu tak pernah
merasa derita,
Demi anakmu tak ada rasa
keluh kesan darimu,
Tapi, yang aku miliki hanya kerinduan
untukmu,
Yang aku beri hanya butiran do’a untukmu…
Bunda……
Aku belum siap menghadapi kematian sebelum
aku membahagiakanmu,
Aku belum siap meninggalkanmu, sebelum
kulihat senyuman terpancar dari bibirmu……
Itulah satu tujuanku, anakmu……
“RASA”
Rawa tak
berbukit mengikrarkan kata
“KEMATIAN”
Menumbuhkan rasa gelisah diantara cinta dan kesetian..
Aku laksana seorang nakoda,
Kapalku kandas ditepi jurang penghianatan,
Bermuara diujung teluk penderitaan,,
Yang mengabdikan diri pada bait-bait kata dari tetesan
tinta..
Hidupku
bagaikan sebuah pengabdian,
Menyisipkan
bait-bait cinta dalam setiap langkah,
Meneteskan
titk darah dalam pengorbanan, dan
Melafadzkan
satu kata dalam setiap penderitaan,,
Nafasku
adalah sebuah sesembahan
Demi
sebuah senyuman…
Tiada
Kini,,,
Sahabat telah tiada,
Selembar puisi untuk sahabatku…
Sahabat,
Dulu, engkau pernah mengatakan padaku
Hidup
dalam kebersamaan adalah sebuah pengabdian,
Dan nafas
adalah perjuangannya,
Manusia
terlahir dengan menggenggam tangan,
Engkau
bilang itu adalah sebuah amanah,
Dan
meninggal dengan tangan terbuka,
Engkau
bilang amanah itu telah usai.
Kali ini,
aku baru mulai mengerti maksud dari semua
itu,
Namun, kini gak ada gunanya lagi,
Engkau telah menyelesaikan amanahmu,
Engkau telah tiada,
Meninggalkan semua kenangan yang dulu pernah engkau
lalui,
Sahabat…
Surat
terakhir
Andai air
mata bisa ku tulis,
Aku tidak
akan pernah menggunakan tinta untuk kau baca.
Mungkin
saat kau buka kertas ini aku tak lagi ada,
Aku telah
jauh, jauh, dan semakin jauh,
Meninggalkan
semua tentang kita
Hingga mata-mata suci tiada yang mampu menjangkaunya.
Di surat terakhir ini aku ingin kau tahu arti cinta yang
sebenarnya..
Apakah
kau pernah merasakan cinta yang sebenarnya?
Aku sudah
merasakannya.
Apakah
kau tahu apakah cinta itu?
Bagiku
cinta itu adalah keikhlasan dan ketulusan.
Semakin
besar cinta itu, semakin harus aku merelakannya.
Karena cinta yang aku rasa saat ini,
Tidak ada yang abadi..
Namun perasaan ini akan tetap hidup,
Hingga takdir tuhan mempertemukan kita lagi kelak...
"Wahai Engkau"
"Wahai Engkau"
Wahai
engkau………
Menangis,,
Kenapa
yang kau bisa sekarang hanya menangis??
Kemana
kau dulu? Apa yang telah kau lakukan?
Lihatlah
didepanmu, siapa yang selalu berharap kedatanganmu…
Seseorang yang selalu menunggu kabar gembira darimu…
Tapi apa
yang telah kau lakukan? Kau telah menghianatinya,
Kau
telah mendzalimi semua harapannya,
Kau telah menghancurkan cita-citanya,
Dan kau yang telah menodai air mata suci dalam setiap
do’anya…
Wahai engkau………
Kau yang
mengaku dirimu manusia,
Kau
mengaku dirimu adalah makhluk yang paling sempurna,
Namun apakah
seperti ini yang dinamakan manusia?
Bukan,,
Kau
bukan manusia…
Engkau
tak lebih hanyalah seperti binatang yang mengaku manusia…
Wahai
engkau,
Engkau
yang katanya manusia………
Sadarlah,,
bertobatlah,,
Ingatlah
siapa engkau? Jauh dibelakangmu dia masih berharap kedatanganmu,
Dia
masih menunggu senyumanmu,,,
Iyaaa…
jauh disana dia selalu memohonkan kepada tuhan keselamatan dan kesuksesan
untukmu… hanya untukmu…
Tapi kau disini malah bersenang-senang tanpa sedikitpun memikirkannya,
Kau jauh tersesat dan kau lebih memilih jalan yang sama
sekali tuhanmu tiada meridha’inya…
Wahai Engkau……
Dulu, kau menundukkan kepalamu saat ibumu menasehatimu
Dulu,
kau begitu disayang dan dimanja oleh orang tuamu,
Namun,
apakah ini balasanmu sebagai anak??
Dasar
biadab,
Binasalah
wahai engkau yang mengaku dirimu sebagai manusia,
Tak
setetes pun akan kau dapatkan air dari telaga surga…
Bertobatlah
wahai engkau yang mengaku dirimu manusia,,
Detik-detik
pencabutan telah menantimu,
Detik-detik
terakhir telah berdiri di depanmu………
Terbang,,, terbang,,, terbang lah bersama para penghuni
surga……………………
by: Andy_Aniyya
by: Andy_Aniyya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar