Pages

Ads 468x60px

Minggu, 12 Oktober 2014

indonesia-ku, tanah air-mata kita


Indonesia-Ku, Tanah Air-mataKita
(By: Rohman Afandi)

Mak, di sini di sebelah sudut kesedihanku ini
Tidak ada lagi yang aku takuti,
Tidak kematian, tidak juga persoalan keuntungan dan kerugian
Sejak tangis negeri pecah pada hari itu
Kala luka hati dan batin terus menganga tersakiti..
Sekolah negeri yang sedari dulu selalu kau bangga-banggakan
Yang juga karenanya kau harapkan aku menjadi pintar
Namun kenyataannya aku masih saja tidak berharap menjadi orang pintar
Di kelas, di kantor, di gedung-gedung yang menjulang tinggi bahkan dijalanan
Tak kurang-kurang yang namanya orang pintar
Bersaing hanya untuk nilai semata, bukan ilmu, tidak juga dengan pengalaman
Tapi tetaplah saja orang pintar kalah sama orang bejo..
Janganlah hanya merunding tanpa penyelesaian
Gali saja cela-cela yang terselubung dibalik wajah polos tanpa dosa
Bukan saatnya berselesih tentang siapa yang salah atau yang harus disalahkan
Hanya menyesatkan sesama, menganggap paling benar
Tidakkah mereka seperti nietzhe, tuhan telah mati atau malah membunuh tuhan
Hanya untuk sebuah ambisi yang tidak ada surutnya..
Tetap inilah kenyataannya, Mak
Negeri ini sebenarnya tidak pernah dalam keadaan baik-baik saja..
Di gedung putih itu, Mak
Mereka menjudikan kekuasaan, melacurkan hak-hak rakyat kecil,
Hingga moral pun dapat mereka gadaikan,
Sedangkan di sini, laki-laki tua itu mengais sisa hanya untuk makan,
Wanita muda mengangkat tangannya, bukan untuk menuntut haknya,
Melainkan meminta-minta di pinggir jalan
Anak-anak juga tak bisa tertidur nyenyak,
menahan lapar dan menyumpalnya dengan bongkahan batu..
Memang benar kata Mak,
Indonesia kini, tanah air-mata kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text